KISAH TUKANG ROTI DAN PETANI
Dikisahkan ada seorang tukang
roti di sebuah desa kecil membeli satu kilogram mentega dari seorang petani, la
curiga bahwa mentega yang dibelinya tidak seberat 1 kg. Kemudian ia menimbang
mentega itu dan benar, berat mentega itu tidak sampai 1 kg. Yakinlah ia, bahwa
petani itu telah melakukan kecurangan. Kemudian la melaporkan pada hakim dan
petani itu dipanggil ke sidang pengadilan.
Pada saat sidang, hakim berkata
kepada petani, “Apakah Kau mempunyai timbangan?”.
“Tidak, tuan hakim,” jawab
petani.
“Lalu, bagaimana kau bisa
menimbang mentega yang Kau jual itu?” tanya hakim.
Petani itu menjawab, “Ah, itu
mudah sekali dijelaskan tuan hakim, aku menimbang mentega seberat satu kilogram
itu. Sebagai penyeimbangnya, Aku gunakan saja roti seberat satu kilogram yang
Aku beli dari tukang roti itu.”
Ternyata roti yang dijual tukang
roti tersebut pun beratnya kurang dari 1 kg, dan tukang roti itu pun harus berhadapan dengan hakim.
Baca Juga : Cayaha Dalam Konsepsi Al-Qur’an
Hikmah
Berbuat jujurlah kepada orang
lain karena apa yang kita lakukan baik buruknya akan kembali lagi kepada kita.
Cukup banyak contoh, kekesalan kita pada orang lain berasal dari sikap kita
sendiri pada orang lain.
Ada sebuah Hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abdullah
Ibnu Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda:
عَلَيْكُمْ
بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي
إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ
حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ
الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ،
وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ
اللهِ كَذَّابًا» (رواه ومسلم)
Artinya:
“Hendaknya kalian selalu jujur,
karena kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan
membawa ke dalam surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara
kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah. Dan
hindarilah dusta, karena kedustaan itu akan membawa kepada kejahatan dan
kejahatan itu akan menjerumuskan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta
dan memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah.”
(HR. Muslim)
Baca Juga : Kisah Syaikh Makinuddin Al-Asmar
Post a Comment for "KISAH TUKANG ROTI DAN PETANI"