Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ilmu Tasawuf : Definisi Serta Perkembangan Setiap Zamannya

Apasih sih ilmu Tasawuf itu? Banyak dari para ustaz-ustaz yang bilang ilmu tasawuf merupakan ilmu bagi orang Sufi atau orang yang membenci perkara dunia, baik pada tulisan ini Rasyiid ingin menuliskan tentang definisi serta sejarah perkembangan Tasawuf.

Definisi dan Sejarah Perkembangan Tasawwuf

Pengertian tentang ilmu Tasawuf

Ilmu tasawuf merupakan perwujudan dari salah satu tiga pilar syariat agama yakni Ihsan. Jadi ilmu ini adalah salah satu dari bagian syariat Islam atau dengan kata lain syariat Islam juga memuat ajaran tentang tasawuf.

Istilah ilmu tasawuf sebelumnya tidak diketahui pada masa nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan pada masa sahabatnya yaitu pada masa Khulafaur Rasyidin. Istilah ilmu ini ada ketika abu Hasyim Al kufy (w. 250 H) meletakkan kata al-sufi pada belakang namanya di abad ketiga Hijriyah. Walaupun sebelum Abu Hasyim Al-kufi sudah ada ulama yang telah mendahuluinya dalam hal zuhud, tawakal, dan dalam mahabbah kepada Allah Subhanahu Wa ta'ala namun ulama-ulama tersebut tidak menggunakan kata al-sufi, jadi abu Hasyim inilah orang yang pertama memunculkan istilah Al Sufi itu.

Para ahli berbeda pendapat tentang kata tasawuf ini secara etimologi, ada 6 pendapat dalam hal tersebut:

1. Kata tasawuf berasal dari kata shahifah yang berarti emperan masjid Nabawi yang didiami oleh sebagian sahabat Anshar.

2. Kata tasawuf berasal dari kata shaf yang artinya barisan.

3. Kata tasawuf berasal dari kata shafa yang artinya bersih.

4. Kata tasawuf berasal dari kata shufanah yaitu sebuah kayu yang bertahan tumbuh di padang pasir.

5. Kata tasawuf berasal dari kata Yunani yaitu theosofi yang berarti ilmu ketuhanan.

6. Kata tasawuf berasal dari kata shuf yang berarti bulu domba. Perbedaan pendapat ini, jika diteliti muncul karena adanya perbedaan sudut pandang yang dipakai. Tetapi penulis jurnal tersebut lebih setuju dengan pendapat terakhir yakni tasawuf berakar dari kata shuf (wol). Hal ini karena kata tersebut lebih tepat baik dilihat dari konteks kebahasaan, sikap kesederhanaan, maupun aspek kesejarahan.

Definisi tasawuf secara terminologi juga tidak kalah banyak dari definisi secara etimologi. terdapat 11 definisi tasawuf yang dimunculkan oleh para praktisi tasawuf. Definisi tasawuf tersebut yaitu:

1. akhlak mulia dan muraqabah kepada Tuhan (Ihsan)

2. cinta dan kasih sayang (Mahabbah) kepada Tuhan

3. inti atau akar agama guna mencapai kedamaian hati 4. mengkonsentrasikan pikiran (sesuai ajaran Nabi Muhammad) kepada Allah (penyatuan)

5. kontemplasi yang bertualang menuju tahta ketuhanan 

6. penjagaan seseorang terhadap imajinasi dan perkiraan guna mendapatkan keyakinan atau kepastian.

7. penyerahan jiwa kepada Tuhan 

8. jalan iman dan penegasan persatuan kepada Tuhan

9. jalan yang halus dan diterangi untuk menuju surga yang paling mulia.

10. jalan untuk menemukan rasa agama (penghayatan mendalam)

11. syari'at.

Baca Juga : Muqoddimah Ilmu Faraidh

Sejarah Perkembangan Tasawwuf

Perkembangan Tasawwuf di bagi kedalam 5 periode, yaitu dari mulai masa pembentukan, pengembangan, konsolidasi, falsafi, hingga masa pemurnian.

Masa Pembentukan

Masa pembentukan tasawuf dimulai pada paruh kedua abad ke-1 Hijriyah yaitu munculnya nama Hasan al-bashri seorang tokoh Zahid pertama dan masyhur dalam sejarah ilmu tasawuf.

Seperti apa yang sudah disebutkan sebelumnya ilmu tasawuf belum ada pada zaman nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam dan zaman Khulafaur Rasyidin, walaupun banyak sahabat-sahabat Rasulullah SAW yang sudah mempunyai sifat-sifat zuhud seperti Abdullah bin Umar, Abu al-Darda, Abu Dzar al Ghiffari yang banyak melakukan puasa sepanjang hari dan selalu melaksanakan salat sunnah serta sering membaca Alquran pada malam hari dan sahabat-sahabat lainnya. Hasan al-bashri adalah orang yang pertama kali mengajarkan ajaran khauf(takut), raja(berharap), ju'(menahan lapar), sedikit bicara, sedikit tidur, zuhud (menjauhi dunia), khalwat (menyepi), salat Sunnah sepanjang malam dan puasa di siang harinya, menahan nafsu, kesederhanaan, memperbanyak membaca Alquran dan lain-lainnya Dan pada abad ke-2 muncullah seorang seorang ahli tasawuf perempuan dari daerah Basrah yang bernama Rabiah Al adawiyah, beliau memunculkan ajaran cinta kepada Allah Hub lillah. Dengan ajaran ini seorang tasawuf menghambakan diri sepenuhnya kepada Allah tanpa mengharapkan imbalan atas surga karena takut atas ancaman neraka.

Masa Pengembangan

Masa pengembangan ini terjadi pada kurun antara abad ke-III dan ke-IV H. Pada masa ini muncul dua tokoh terkemuka, yakni Abu Yazid al-Bushthami (w.261 H.) dan Abu Mansur al Hallaj (w. 309 H.). Abu Yazid berasal dari Persia, dia memunculkan ajaran fana' (lebur atau hancurnya perasaan), Liqo' (bertemu dengan Allah Swt) dan Wahdah al-Wujud (kesatuan wujud hamba dengan Swt). Sementara teori Hulul (inkarnasi Tuhan), Nur Muhammad dan Wahdat al-Adyan (kesatuan agama-agama). Selain itu, para sufi lainnya pada kurun waktu ini juga membicarakan tentang Wahdat al-Syuhud (kesatuan penyaksian), Ittishal (berhubungan dengan Tuhan), Jamal wa Kamal (keindahan dan kesempurnaan Tuhan), dan Insan al-kamil (manusia sempurna).

Masa Konsolidasi

Masa ini terjadi pada abad kelima Masehi, ini sebenarnya kelanjutan dari pertarungan dua madzhab pada kurun sebelumnya. Pada kurun ini pertarungan dimenangkan oleh madzhab tasawuf Sunni dan madzhab saingannya tenggelam. Madzhab tasawuf Sunni mengalami kegemilangan ini dipengaruhi oleh kemenangan madzhab teologi Ahl Sunnah wa al-Jamaah yang dipelopori oleh Abu Hasan al-Asyari (w. 324 H). Dia melakukan kritik pedas terhadap teori Abu Yazid dan al Hallaj sebagaimana yang tertuang dalam syathahiyat mereka yang dia anggap melenceng dari kaidah dan akidah Islam. Singkatnya, kurun ini merupakan kurun pemantapan dan pengembalian tasawuf ke landasan awalnya, al-Quran dan al-Hadis. Tokoh-tokoh yang menjadi panglima madzhab ini antara lain Al-Qusyairi (376-465 H), Al-Harawi (w. 396 H), dan Al-Ghazali (450 505H).

Masa Falsafi

Masa ini terjadi pada abad VI dan VII H. muncul dua hal penting pada masa ini yaitu. kebangkitan kembali tasawuf semi-falsafi yang setelah bersinggungan dengan filsafat maka muncul menjadi tasawuf falasafi, dan munculnya orde-orde dalam tasawuf (thariqah). Tokoh utama madzhab tasawuf falsafi antara lain ialah Ibnu Arabi dengan wahdat al-Wujud. Shuhrawardi dengan teori Isyraqiyyah, Ibn Sabi'n dengan teori Ittihad, Ibn Faridh dengan teori cinta, fana' dan Wahdat al-Syuhud-nya. Dan pada masa ini muncul juga berbagai macam tarekat-tarekat seperti Qodiriyyah, Naqsabandiyyah, Maulawiyyah, Tijaniyyah, dll.

Masa Pemurnian

Pada masa ini munculah Ibn Taimiyah yang dengan lantang menyerang ajaran-aja.. dianggap menyeleweng. dia ingin mengembalikan kembali tasawuf kepada sumber ajaran Islam. al-Qur'an dan al-Hadis. Hal yang dikritik Ibn Taimiyah antara lain: ajaran Ittihad, hulul, wahdat al-Wujud, pengkultusan wali dan lain-lain yang dia anggap bid'ah, khurafat, dan takhayyul. Beliau masih memberikan toleransi atas ajaran fana", namun dengan pamaknaan yang berbeda. Dia membagi fana menjadi tiga bagian, yakni fana Ibadah, lebur dalam ibadah, fana syuhud al-Qalb, fana pandangan batil, dan fana' wujud ma'a Siwa Allah, fana' wujud selain Allah. Menurutnya, fana' yang masih sesuai dengan ajaran Islam ialah jenis fana' yang pertama dan kedua, sementara jenis fana" yang ketiga sudah menyeleweng dan pelakunya dihukumi kafir, sebab ajaran tersebut beranggapan bahwa wujud Khaliq' adalah wujud Makhluq.

Post a Comment for "Ilmu Tasawuf : Definisi Serta Perkembangan Setiap Zamannya"